Pertemuan 1 - Menentukan Topik Penelitian dan Novelty Penelitian (Library Research dan Field Research)

Dokumentasi kegiatan konsorsium Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir 

Kegiatan konsorsium ini merupakan bagian dari rangkaian Program Akselerasi Kelulusan Mahasiswa Fakultas Ushuludin yang terdiri dari lima pertemuan dengan masing-masing pembahasan yang berbeda. Dimulai sejak tanggal 24 Januari 2023 sampai pada tanggal 6 Februari 2023.

Progam ini dibuat sebagai bentuk tanggapan Fakultas Ushuluddin, khususnya Prodi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir terhadap kendala-kendala yang dialami mahasiswa dalam mengerjakan skripsi. Harapannya, dengan adanya program ini, dapat turut memberikan semangat dan solusi, serta untuk memperlancar pengerjaan tugas akhir.

Sasaran utama dari progam ini adalah mahasiswa akhir yang lebih dari 8 semester, tetapi belum merampungkan tugas akhirnya. Meski demikian, tidak sedikit pula mahasiswa semeter 8 yang pada tahap proses pengerjaan skripsi turut hadir.

Awalnya, saya kira kegiatan ini hanya akan berkisar pada teori-teori tentang penelitian. Maka dari itu, saya pun tidak ingin banyak berekspektasi dalam menghadirinya. Bisa jadi akan terasa membosankan. Namun, rupanya di pertemuan pertama ini tidak seburuk atau semembosankan sebagaimana yang saya kira.

Meski terkesan layaknya mengikuti mata kuliah di kelas, akan tetapi pembawaan para dosen yang santai turut memeriahkan suasana konsorsium sore itu. 

Terlebih, pembahasan tidak ditekankan pada materi dan teori semata, melainkan lebih kepada berbagi cerita dan pengalaman terkait pengerjaan skripsi. Baik itu para dosen yang sudah pernah mengalami pahit manisnya mengerjakan skripsi, tesis, hingga disertasi, maupun dari pihak mahasiswa bisa bertanya dan meminta saran.

Di akhir konsorsium, dikatakan bahwa program tersebut akan lebih menekankan aspek teknis dibandingkan teori. Sebab teori terkait penelitian atau penulisan tugas akhir sejatinya memang sudah pernah diajarkan di semester sebelumnya. 

Kemudian disarankan pula agar membawa laptop, bahkan draf skripsi agar 'mungkin' bisa didiskusikan dengan dosen atau pemateri yang ada. Walaupun untuk yang kedua ini saya agak ragu, tetapi semoga hal-hal yang disampaikan tersebut benar-benar dapat direalisasikan. Sebab, pasti akan sangat membantu para mahasiswa.

Saya rasa itu saja sedikit gambaran besar terkait kegiatan yang dilangsungkan pada hari Selasa, 24 Januari 2023 di Fakultas Ushuluddin lantai 3 tersebut.

Kegiatan dijadwalkan bermula pada pukul 13.00, tetapi secara realita baru dimulai sekitar pukul 13.45. Mengingat, kampus tengah dalam masa libur semester, tentunya kedatangan mahasiswa tidak bisa diharapkan lebih cepat. Baik karena kendala tempat, kendaraan, waktu, dan lain sebagainya.

Sebelum mulai, Pak Abdul Fatah menyinggung beberapa tips yang dapat digunakan mahasiswa dalam mengerjakan skripsi, yaitu:

Pertama, Pdf Drive, sebuah website untuk mencari e-book atau buku PDF untuk referensi skripsi. Perlu diingat, buku-buku yang ada di website tersebut adalah bajakan alias ilegal. Maka dari itu, saya sangat menyarankan untuk mencari referensi yang legal terlebih dahulu seperti Perpustakaan, aplikasi perpustakaan digital, dan website resmi lainnya. Apabila amat sangat terpepet sekali dan tidak ada alternatif referensi lain, barulah mungkin website ini bisa dijadikan salah satu solusi.

Kedua, cek judul penelitian di Google Scholar agar tidak terjadi pengulangan dan dapat menemukan novelty (kebaruan) penelitian. Tak jarang mahasiswa sering sekali mengajukan judul-judul yang mainstream atau telah lumrah diteliti. 

Ketiga, Pelajari cara penggunaan transliterasi untuk menulis istilah-istilah dari bahasa Arab. Hal ini tak jarang diabaikan mahasiswa, padahal penggunaan transliterasi dalam prodi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir adalah hal yang sangat penting, dan tidak bisa menulis dengan asal atau sembarangan. Meski terkadang ada dosen yang tidak terlalu menuntut hal ini, akan tetapi alangkah baiknya jika hal ini diperhatikan dan tidak disepelekan.

Keempat, banyak baca. Semakin banyak membaca, maka pengetahuan pun akan semakin banyak. Di antara banyaknya kendala yang dialami mahasiswa adalah bingung dan tidak punya ide, sehingga pengerjaan skripsi pun tersendat karena tidak tahu harus mengetik apa. Maka dari itu, diperlukan banyak membaca agar pemahaman dan pengetahuan yang didapat menjadi semakin luas.

Narasumber 1 - Dr. H. Ahmad Attabik, Lc., M.SI

Setelah konsorsium dibuka, narasumber pertama adalah Pak Attabik yang merupakan Dekan Fakultas Ushuluddin. Tak banyak yang beliau sampaikan dikarenakan ada kesibukan lain. Mungkin sekitar 15 menitan. Adapun poin menarik yang saya catat, antara lain:

Pertama, dalam membuat pertanyaan pada rumusan masalah, alangkah baiknya jika pertanyaan yang dibuat bersifat filosofis untuk kemudian dijawab dan diuraikan di bab 4. Jangan sampai hanya asal buat pertanyaan. Saya sendiri kurang paham, filosofis di sini kriteria atau contohnya itu seperti apa? Dan pertanyaan seperti apa pula yang tidak filosofis?

Kedua, buatlah penelitian yang memiliki novelty atau kebaruan temuan. Hal ini memang sudah banyak dibahas dan telah berulangkali ditekankan kepada para mahasiswa. Meski begitu, masih tak jarang pula hal ini luput dan terjadi kembali, di mana mahasiswa mengajukan judul skripsi, tetapi bingung novelty-nya apa.

Narasumber 2 - Dr. Abdul Karim, SS., M.A

Narasumber kedua adalah Pak Karim yang merupakan Wakil Dekan Fakultas Ushuluddin. Menyambung pembahasan dari narasumber sebelumnya, pada sesi ini pembahasan di uka dengan pentingnya sebuah ijazah dan skripsi sebagai syarat untuk mendapatkannya.

Hal menarik yang saya tangkap dari penjelasan tersebut adalah bahwa kita bukanlah orang seperti Gus Dur atau Hamka yang diakui kepakarannya tanpa adanya pendidikan formal atau ijazah. Dalam realitanya, kita butuh ijazah, salah satunya untuk diakui kepakarannya atau untuk keperluan profesionalitas. 

Maka dari itu, alangkah baiknya sesegera mungkin untuk merampungkan skripsi sebagai syarat untuk memperoleh ijazah formal tersebut. 

Pembahasan kemudian berlanjut pada berbagi pengalaman dalam mengerjakan skripsi. Beliau memberikan beberapa tips, yaitu:

Pertama, meneliti topik yang kita minati atau yang membuat kita tertarik. Jangan sampai terlalu idealis atau menulis sesuatu yang tidak dipahami. Beliau kemudian mengutip sebuaj quotes yang sudah lazim terdengar diantara para mahasiswa tingkat akhir, "Skripsi (tugas akhir) yang baik adalah yang selesai." Sebagus apapun tugas akhir yang dikerjakan, apabila tidak pernah selesai, maka percuma juga.

Kedua, harus mampu mengukur kemampuan diri dalam memilih topik penelitian. Sesuaikan dengan kapasitas dan kesanggupan diri. Lagi-lagi, jangan sampai terlalu idealis.

Ketiga, ambil judul yang menarik tapi sederhana (tidak rumit). Dalam hal ini beliau memberikan dua poin yang bisa dijadikan patokan dalam memilih topik penelitian, yaitu tersedianya literatur atau referensi dan memiliki novelty. Untuk menemukan novelty, salah satu caranya adalah dengan cara menelusuri penelitian-penelitian yang pernah dilakukan.

Pembahasan berlanjut pada kendala-kendala yang dialami mahasiswa selama skripsi baik yang eksternal seperti kurangnya literatur, dosen yang susah ditemui, laptop yang rusak atau lemot, hingga kesibukan. Maupun kendala yang internal seperti rasa malas, sulitnya membagi waktu, merasa kurang cerdas, dll.

Tak banyak yang saya catat, hanya dua poin saja. Pertama, menulis tidak harus membutuhkan kecerdasan tingkat tinggi, melainkan kemauan. Kemauan untuk mencari tahu, kemauan untuk lebih banyak membaca, bahkan kemauan untuk rutin bimbingan atu berdiskusi.

Kedua, ini adalah tips ketika melakukan revisi sehabis sidang skripsi (munaqosah), revisi semampunya, apa yang ditangkap dan dipahami dari penjelasan dosen penguji.

Sesi terakhir adalah tanya jawab. Salah satu pertanyaan yang dilontarkan adalah terkait penggunaan referensi dari bahasa asing (seperti bahasa Arab atau bahasa Inggris). Tips yang diberikan, antara lain:

  1. Baca terjemah dengan tetap berpegang pada buku aslinya. Buku terjemahan hanya sebagai alat bantu untuk memahami teks aslinya.
  2. Diskusi atau tanya kepada orang yang menguasai bahasa tersebut.
  3. Cari literatur yang berkaitan, minimal secara judul. Tetapi cara ini tidak terlalu disarankan.
  4. Usahakan memakai tafsir berbahasa Arab dan manfaatkan Maktabah Syamilah. Dapat pula dibantu dengan alat lain seperti kamus atau Google Translate untuk memahaminya.
  5. Untuk memahami suatu topik, cari derivasi (akar kata) istilah tersebut, bisa menggunakan Mu'jam Al-Mufahros atau kamus-kamus induk lainnya.

Tips lainnya yang tak kalah penting adalah "Setelah memaksimalkan ikhtiar, jangan lupa untuk berdoa dan sholawat sebanyak-banyaknya."

Lebih baik berdarah-darah saat latihan, daripada mati di medan perang. Lebih baik berdarah-darah saat bimbingan, daripada gagal saat ujian. (Pak Fatah)

Berhubung ada beberapa teman yang minta direkamkan penjelasan konsorsium tersebut dan boleh jadi cukup melelahkan membaca rentetan tulisan panjang ini. Mungkin memang alangkah baiknya mendengarkan langsung. Rekaman konsorsium bisa diunduh melalui link di bawah ini:

Download Rekaman Konsorsium 

Sekian.

Kudus, 24 Januari 2023

18:33

Posting Komentar

0 Komentar